Gunung Anak Krakatau
merupakan salah satu gunung berapi aktif di Indonesia bagian barat. Gunung ini
terletak di Selat Sunda, yaitu selat yang menghubungkan Pulau Jawa dengan Pulau
Sumatera. Pesona alam dan misteri Gunung Anak Krakatau banyak mengundang minat
wisatawan untuk datang berkunjung. Banyak yang memilih paket
wisata ekonomis ke gunung ini untuk melihatnya
dari dekat.
Gunung yang Beranak Pinak
Gunung Anak Krakatau tak
pernah lepas dari sejarah gunung terdahulunya, yaitu Gunung Krakatau. Disebut
Anak Krakatau karena gunung ini terbentuk akibat dari letusan maha dahsyat
Gunung Krakatau ratusan tahun yang lalu. Dan Gunung Krakatau sendiri bisa
dikatakan sebagai anak dari Gunung Krakatau Purba ribuan tahun yang lalu.
Gunung Krakatau Purba diperkirakan
ada pada sekitar tahun 400-an masehi
dan memiliki ukuran setinggi 2.000 mdpl. Lalu meletus dengan dahsyat dan
menyebabkan dirinya hancur. Dari letusannya tersebut, muncul tiga pulau baru
yaitu Puau Rakata, Pulau Panjang, dan Pulau Sertung. Ketiga pulau tersebut
sebenarnya adalah puncak kaldera Gunung Krakatau Purba yang berada di dalam
laut. Pulau Rakata terus mengalami aktifitas vulkanik sehingga membentuk tiga
gunung api baru yang kemudian bersatu dan tumbuh besar menjadi gunung Gunung
Krakatau.
Gunung Krakatau yang
setinggi 813 mdpl tersebut kemudian meletus dahsyat pada 26 – 27 Agustus 1883. Letusan
ini membuat Gunung Krakatau hancur dan habis. Karena berada di tengah laut,
letusan dahsyat ini mengakibatkan tsunami yang tercatat sebagai tsunami
terbesar saat itu. Bunyi letusannya terdengar hingga sebagian Australia dan
Afrika. Awan panas yang dimuntahkannya memenuhi langit hingga menutupi
atmosfer. Sejumlah negara mengalami kondisi gelap selama dua hari karena sinar matahari
tertutup debu vulkanisnya. Akibat bencana ini, sebanyak 36 ribu jiwa meninggal dunia.
Gunung Anak Krakatau sendiri
muncul 40 tahun setelahnya, tepatnya pada tahun 1929. Hingga saat ini, Gunung
Anak Krakatau masih tercatat mengalami pertumbuhan . Tingginya bertambah sekitar
6 meter setiap tahun, dan lebarnya bertambah sekitar 12 meter setiap tahunnya.
Gunung ini juga sering mengalami erupsi, namun dalam skala kecil. Saat ini,
tinggi Gunung Anak Krakatau baru mencapai 230 mdpl.
Bentuk dan karakter Gunung
Anak Krakatau sama seperti Gunung Krakatau. Jenis gunung ini bertumbuh terus
seiring waktu, tampak seperti sedang membangun diri. Hingga pada puncak
pertumbuhannya, gunung ini meledakkan dirinya dan muntahannya akan menyebar dan
membentuk gunung yang baru. Gunung Anak Krakatau diperkirakan akan mengalami
letusan yang juga maha dahsyat seperti para terdahulunya. Letusan ini
diperkirakan akan terjadi sekitar 300 tahun ke depan.
Berwisata ke Gunung Anak Krakatau
Kawasan Gunung Anak Krakatau
termasuk cagar alam sehingga tidak semua orang bisa memasukinya. Diperlukan
izin khusus untuk bisa berkunjung ke sini. Hanya pengunjung dengan tujuan tertentu
yang mudah mendapatkan izin masuk, misalnya penelitian dan pengembangan ilmu
pengetahuan. Pembatasan kunjungan ini bertujuan untuk melindungi ekosistem
alami kawasan, sekaligus melindungi keselamatan para pengunjung.
Para pengunjung yang
mendapat izin memasuki kawasan, biasanya didampingi oleh petugas dari Balai
Konservasi Sumber Daya Alam. Izin mendaki Gunung Anak Krakatau hanya sebatas
ketinggian 200 mdpl. Mendaki lebih dari itu akan sangat berbahaya, karena kawah
Gunung Anak Krakatau sedang aktif bererupsi.
Perjalanan menuju Gunung
Anak Krakatau bisa dilakukan dari Pantai Carita di Banten, atau dari Lampung.
Rute perjalanan tergantung dari paket
wisata ekonomis yang Anda pilih.
wah bikin penasaran ke sini ni, bisa tolak gak ya?
ReplyDelete