Sabtu (1/10) Kali ini saya ingin menuju ke Sleman bagian barat yang berbatasan dengan Daerah Kulonprogo, desa yang saya tuju yaitu Sendangagung. Kok ke Sendangagung? Iya kali ini saya pengen ke Sendangagung karena menurut informasi di Sendangagung hari ini ada Gelar Budaya. Dalam event Gelar Budaya akan ada banya k penampilan kesenian yang sudah jarang saya temui saat ini.
Gelar Budaya diadakan di Lapangan Sendangagung, terletak barat kantor Kelurahan Sendangagung persis. Sampai di Lapangan saya melihat beberapa tenda berdiri dan satu panggung utama. Penataan Kursi yang nyaman duduk persisi di depan paggung untuk kenyamanan penonton melihat pertunjukan yang disajikan. Samping tenda penonton mengapit tenda di utara dan selatan, bagian selatan khusus kuliner dan tenda sebelah utara ada kerajinan. Pada tenda kuliner terdapat kuliner : Wader Goreng, Mochi Sendangagung, Wingko, Mie & Cap Jaek, Kripik Tales, Peyek Kacang dan Telur Asin. Sedangkan Tenda Kerajinan : Shibori Mbah Kiyat, Kerajinan Janggel Jagung, Anyaman Bambu dan Kerajinan Wayang Kulit.
Foto Bersama Permain Kethoprak Anak |
Acara dimulai pukul 13.00 oleh Pembawa Acara. Pengemasan penampilan tiap dusun dengan Wayang, Dalangnya masih muda kelas 2 SMK menjadi Gareng dan Petruk ditampilkan dalam bentuk Wayang Kulit sedangkan Bagong ditampilkan dalam bentuk Wayang Orang. Gareng, Petruk dan Bagong menjadi centre dalam Gelar Budaya, mereka yang mengatur jalannya pertunjukan sambil diseingi canda tawa. Langit siang itu terang menyinari lapangan Sendangagung, tapi tanpa terasa mendungmun menggelayut. Berlanjut dengan hujan yang cukup deras, tapi tak menurutkan semangat para penampil dan penonton. Meski harus menggunakan payung rela, demi pertunjukan yang sangat istimewa ini.
Pertunjukan dari masing-masing dusun ini dinilai oleh 3 Juri yang sudah mahir di bidang budaya dan kesenian. Pertunjukan Seni antara lain Sholawatan, Jathilan, macapat, Kethoprak Bocah, dan Dolanan Bocah. Pertunjukan tradis antara lain nyadran, wiwitan, dan kunthulan. Pertunjukan budaya antara lain wayang kulit, jeber jues dan badui. Tarian Badui sekaligus menutup Gelar Budaya siang ini di Lapangan Sendangagung.
Dewan Juri Ibu Tri, Bapak Susilo, dan Romo Yud mengajak pamong kelurahan, panitia, koordinator masing-masing pertunjukan untuk melakukan evaluasi bersama di Aula Kelurahan Sendangagung. Pada saat evaluasi masing-masing juri memberikan evaluasi dari mulai pertunjukan, pakaian hingga dandanan pada saat pertunjukan. Kok ada evaluasi? Kenapa? Supaya jika ada kegiatan lain yang mirip sebisa mungkin untuk tidak salah menggunakan kostum, dll. Para juri memberikan masukan dan koreksi untuk keberlangsungan dan kelestarian seni, tradisi, dan budaya yang telah ada.
Foto bersama Lurah, Panitia dan Perantau Sendangagung |
Wah seru ya acaranya. Sendangagung ini tepatnya sama jembatan kali progo kemana ya?
ReplyDeleteSeru kok, jembatan kali progo sebelah mana manda?
Deletekapan ke sana lagi, kita belum sempat ciblon di kali progo, berb
ReplyDeletewah ikiiiiiii. Buoros hahaha
DeleteWaaa iya. Besok kudu ciblon. Hahaha.
DeleteWaaaa...serunya...
ReplyDeleteBerasa ikutan jalan jalan bareng Berbi :*
makanya yuk jalan beneran skalian hahahaa
DeleteUwes? Ngono kui thok?
ReplyDeletetiwas wes nyiapke cemilan nggo kanca moco tulisanmu ki. :v
uwes ngono thok komentarmu? Wis nulis?
Delete