Demam merupakan kondisi suhu tubuh di atas normal. Suhu tubuh normal adalah 36,5 hingga 37,2 derajat Celcius. Apabila Anda mengalami peningkatan suhu tubuh di atas 37,5 derajat Celcius, maka Anda dapat dikatakan sedang demam. Untuk mengatasi ini, Anda bisa meredakannya dengan obat penurun panas.
Suhu tubuh seseorang berbeda-beda tergantung aktivitasnya. Apabila sering beraktivitas di luar, Anda dapat mengalami peningkatan suhu tubuh. Rata-rata kenaikan suhu tubuh ini sekitar 0,6 derajat Celcius. Tetapi hal ini tentu berbeda dengan demam karena ada beberapa gejala lain pada tubuh ketika demam.
Pengobatan Demam
Obat penurun panas dapat diberikan oleh seseorang yang demam baik itu anak-anak dan orang dewasa. Namun, pemberian obat ini harus sesuai dengan dosis agar tidak terlalu berlebihan saat meminumnya. Obat penurun panas terdiri dari tiga jenis, yaitu:
1. Ibuprofen
Obat yang mengandung ibuprofen digunakan untuk penurun demam karena adanya peradangan. Obat ini dapat digunakan pula untuk mengatasi rasa nyeri.
Beberapa gejala yang dapat diredakan menggunakan ibuprofen antara lain nyeri haid, sakit gigi, atau peradangan pada sendi. Anda dapat menemukan ibuprofen dalam bentuk tablet, sirup, atau suntikan.
Untuk ibu hamil dan menyusui, sebaiknya konsultasi pada dokter jika akan menggunakan obat ini. Efek samping obat penurun panas ini adalah mengantuk dan pusing. Oleh sebab itu, saat meminumnya, Anda sebaiknya banyak istirahat agar demam juga menurun.
Konsultasikanlah pada dokter mengenai konsumsi obat penurun panas ini apabila Anda memiliki penyakit bawaan seperti tekanan darah tinggi, penyakit hati, asma, atau gangguan sistem pencernaan. Minumlah setelah makan atau saat makan agar terhindar dari risiko sakit maag.
Saat demam, istirahat yang cukup sangat dianjurkan. Demam biasanya akan membuat badan terasa nyeri dan sakit. Meski demikian, jangan langsung berbaring setelah mengonsumsi ibuprofen. Setidaknya duduklah sebentar agar obat tercerna dengan baik.
2. Paracetamol atau Acetaminophen
Paracetamol atau acetaminophen adalah obat penurun panas dan juga dapat digunakan sebagai pereda peradangan yang menimbulkan nyeri. Obat ini dapat dikonsumsi oleh anak-anak dan dewasa dengan dosis tertentu sesuai dengan gejala dan berat badan.
Paracetamol memiliki bentuk tablet, sirup, infus, atau bentuk suppositoria yang dimasukkan melalui anus.
Obat penurun panas ini bekerja dengan menekan dan mengurangi prostaglandin atau zat yang menyebabkan peradangan. Ketika paracetamol bekerja, prostaglandin akan berkurang kadarnya sehingga demam dapat turun.
Untuk membantu mengurangi demam, minumlah banyak air putih agar Anda tidak mengalami dehidrasi. Gunakanlah parasetamol sesuai dengan petunjuk kemasan dan petunjuk dokter. Hubungilah dokter jika demam Anda tidak kunjung berkurang.
3. Aspirin
Aspirin merupakan obat penurun panas yang juga memiliki manfaat lain sebagai pencegah penggumpalan darah. Obat ini dapat digunakan oleh penderita penyakit kronis seperti stroke, serangan jantung, dan jantung koroner.
Obat penurun panas ini hanya boleh dikonsumsi oleh orang dewasa. Anak-anak akan rentan terkena sindrom Reye, yaitu pembengkakan pada organ otak dan hati.
Hanya anak-anak dengan kondisi tertentu yang dapat mengonsumsi obat ini, yaitu anak-anak yang setelah selesai menjalani operasi jantung dan mereka yang menderita penyakit Kawasaki. Penyakit Kawasaki merupakan peradangan dengan risiko komplikasi pada jantung dalam jangka waktu yang lama.
Obat penurun panas merupakan terapi yang membantu untuk menurunkan demam. Tetapi, Anda tetap harus berhati-hati saat memilih obat penurun panas. Sesuaikan kondisi Anda atau anggota keluarga Anda sehingga obat akan bekerja efektif. Apabila perlu, konsultasikanlah pada dokter jika demam tidak turun dalam tiga hari.
0 Response to "3 Jenis Obat Penurun Panas yang Perlu Diketahui"
Post a Comment