Memiliki anak tentu menjadi keinginan dari setiap orang tua. Ketika anak hadir di dunia, kedua orang tua tentu merasa bahagia sekaligus bangga memiliki buah hati yang sehat dan sempurna. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk menjaga si kecil agar tumbuh sehat, aktif, dan juga cerdas. Tugas orang tua tidak sebatas memberikan kasih sayang dan mencukupi kebutuhannya, namun juga memastikan si kecil tetap sehat.
Kesehatan adalah hal yang sangat penting. Sebagai orang tua yang sangat menyayangi buah hatinya, Anda tentu tidak ingin si kecil sakit. Tidak jarang Anda menyalahkan diri sendiri ketika buah hati Anda mengalami demam karena kelelahan bermain atau batuk karena salah makan.
Si kecil yang sakit ringan saja bisa membuat Anda sangat khawatir dengan kondisinya. Apalagi jika si kecil mengalami sakit yang termasuk parah, sebut saja pneumonia. Penyakit yang menyerang paru-paru ini menjadi salah satu jenis penyakit yang banyak terjadi pada anak-anak. Anda sebagai orang tua tentu tidak ingin anak Anda menjadi salah satu penderitanya.
Apa Itu Pneumonia?
Pneumonia adalah infeksi yang terjadi pada paru-paru yang disebabkan oleh kuman, bakteri, virus, jamur, atau parasit yang menempel pada salah satu atau kedua bagian dari paru-paru. Paru-paru yang sehat seharusnya hanya berisi udara. Karena adanya infeksi, paru-paru tidak lagi berisi udara, melainkan berisi cairan atau bahkan nanah. Mengerikan sekali, bukan?
Akibat paru-paru yang penuh dengan cairan dan nanah, bisa membuat penderitanya kesulitan bernapas dan kekurangan oksigen. Padahal oksigen dibutuhkan oleh seluruh organ tubuh untuk bisa bekerja dengan optimal. Lalu, apa jadinya jika tubuh kekurangan oksigen? Sel dan jaringan dalam tubuh tidak dapat berfungsi dengan normal, begitu juga dengan otak. Kondisi ini dinamakan dengan hipoksia.
Penyakit pneumonia bisa dikenali melalui gejala-gejala berikut ini :
1. Batuk
2. Napas cepat. Disebut mengalami napas cepat jika :
- Bayi <2 bulan bernapas sebanyak 60x atau lebih setiap menit
- Anak 2 bulan - <12 bulan bernapas sebanyak 50x atau lebih setiap menit
- Anak 12 bulan – 59 bulan bernapas sebanyak 40x atau lebih setiap menit
3. Sesak napas
Dari penjelasan singkat ini, kita tahu alasannya kenapa pneumonia dikategorikan sebagai penyakit berbahaya. Berawal dari infeksi yang terjadi pada paru-paru, bisa membuat seluruh tubuh hilang fungsi karena kekurangan oksigen. Jika hal ini terjadi pada orang dewasa, mungkin orang tersebut bisa menjelaskan apa yang dirasakannya. Bagaimana jika hal ini terjadi pada anak-anak?
Pneumonia Pada Anak
Pneumonia pada anak menjadi masalah serius yang butuh ditangani. Tidak hanya di Indonesia, pneumonia anak juga menjadi masalah bagi dunia. Menurut data Save The Children, 1.4 juta balita di dunia meninggal dunia setiap tahunnya akibat pneumonia. Angka ini setara dengan 2.500 kematian balita per hari atau dua kematian balita setiap satu menit akibat penyakit yang sama. Sedangkan menurut data Kementerian Kesehatan RI, sebanyak 1 dari 5 kematian balita disebabkan oleh Pneumonia.
Ini bukanlah angka yang sedikit. Dua kematian balita setiap satu menit adalah jumlah yang sangat banyak. Balita ini bisa jadi adalah orang terdekat Anda, tetangga Anda, saudara Anda, atau bahkan buah hati Anda sendiri. Kabar baiknya adalah penyakit mematikan ini bisa dicegah agar tidak semakin banyak balita yang meninggal dunia akibat pneumonia.
Cara Mencegah Pneumonia pada Anak
Pencegahan pneumonia pada anak perlu peran penuh dari kedua orang tua. Tidak hanya ibu, namun juga ayah. Orang tua perlu tahu pneumonia menular melalui udara, batuk dan bersin, serta benda pribadi. Dengan cara pencegahan yang benar, anak tidak akan terkena pneumonia dan akan selalu menjadi anak yang sehat dan aktif.
Bagaimana cara mencegah pneumonia pada anak? Berikut ini ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan, yaitu :
- Berikan ASI Eksklusif selama 6 bulan dan MPASI yang tepat setelah usia 6 bulan
- Lakukan 5 imunisasi dasar lengkap yang disarankan oleh pemerintah
- Menerapkan pola hidup bersih dan sehat, seperti cuci tangan dengan sabun dan makan makanan bergizi dan sehat.
- Pastikan sirkulasi udara bersih tanpa asap, baik di dalam rumah maupun di lingkungan sekitar tempat tinggal
- Stop merokok. Jika ayah adalah seorang perokok, inilah saat yang tepat untuk berhenti demi kehidupan si kecil yang lebih baik.
- Bekali diri dengan informasi yang relevan dari sumber terpercaya. Salah satunya dari laman www.stoppneumonia.id
- Segera bawa si kecil ke dokter jika mengalami gejala penumonia demi penanganan yang lebih cepat dan tepat
Itulah 7 cara yang bisa Anda lakukan untuk mencegah pneumonia pada anak. Hidup bersih dan sehat adalah kunci. Selain itu, Anda juga bisa melakukan usaha lainnya seperti memberikan ASI Eksklusif dan memberikan imunisasi dasar lengkap untuk si kecil
Peran Serta Semua Orang
Peran pencegahan pneumonia pada anak menjadi tugas utama orang tua. Namun sebenarnya, semua orang bisa mengambil peran dalam gerakan ini. Orang tua tidak bisa berjalan sendiri tanpa dukungan dari orang-orang di sekitarnya.
Tanggal 12 November diperingati sebagai Hari Pneumonia Sedunia. Save The Children Indonesia menggunakan momentum ini untuk mengajak semua pihak agar ikut berperan menghentikan penyebaran pneumonia pada anak. Lembaga sosial ini juga mengadakan Festival Sehat Anak secara online dengan mengundang berbagai tokoh ternama Indonesia untuk ikut menyebarkan kesadaran akan “The Forgotten Killer” ini.
Tidak hanya menyebarkan awareness atau kesadaran kepada masyarakat luas, tokoh-tokoh ini juga berbagi cerita mengenai pencegahan dan penanganan pneumonia pada anak, utamanya di Indonesia. Tokoh-tokoh yang dipanggil dalam acara tersebut di antaranya adalah :
1. Ibu Hj. Wury Ma'ruf Amin
2. Menteri Kesehatan RI Letjen TNI (Purn) Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp.Rad. (K)
3. Menteri KPPPA RI I Gusti Ayu Bintang Darmawati, S.E., M.Si.
4. Selina Patta Sumbung, CEO Save the Children Indonesia
5. Prof. Dr. dr. Soedjatmiko, Sp.A(K.), M.Si., Dokter Spesialis Anak
6. dr. Lula Kamal, M.Sc., Dokter, aktris, dan pembawa acara
7. Atiqah Hasiholan
8. Surya Saputra
9. Cynthia Lamusu
Selina Patta Sumbung, CEO Save the Children Indonesia, membeberkan fakta-fakta terkait pneumonia pada anak. Pneumonia menjadi pembunuh balita terbanyak di dunia, bahkan lebih banyak daripada AIDS, Malaria, dan campak sekaligus. Di Indonesia, pneumonia menempati urutan pertama bersama dengan penyakit diare sebagai penyebab kematian balita. Inilah yang kemudian mendasari pneumonia dijuluki dengan The Forgotten Killer atau ‘pembunuh yang terlupakan’.
Berangkat dari fakta dan data-data yang ada, Selina mengajak semua pihak untuk mengambil peran dalam mencegah penyebaran pneumonia secara luas. CEO Save the Children ini tidak hanya mendorong pemerintah untuk terlibat secara langsung, namun juga pihak-pihak lainnya termasuk swasta.
Dengan menggandeng Kementerian Kesehatan RI, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, dan peran pihak swasta, Save the Children Indonesia berkomitmen untuk mengatasi pneumonia di Indonesia agar tidak ada lagi anak Indonesia yang meninggal dunia akibat penyakit mematikan ini
Ibu Hj. Wury Ma'ruf Amin |
Menteri KPPPA RI I Gusti Ayu Bintang Darmawati, S.E., M.Si. |
Menteri Kesehatan RI Letjen TNI (Purn) Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp.Rad. (K) |
dr. Lula Kamal, M.Sc., Dokter, aktris, dan pembawa acara |
Selina Patta Sumbung, CEO Save the Children Indonesia |
Pneumonia, salah satu gejala covid-19. mari lindungi anak dari penyakit pneumonia. semangaaaat!
ReplyDelete